Posted by : Unknown
Rabu, 27 November 2013
Dengan
Rahmat Allah SWT, didorong oleh semangat beribadah menurut ajaran Islam dan
dengan kesadaran akan fungsi angkatan muda dalam Muhammadiyah sebagai pelopor,
pelangsung, dan penyempurna Gerakan Muhammadiyah, pada tanggal 10 Rabi'ul Awwal
1383 Hijriyah yang bertepatan dengan tanggal 31 Juli 1963 Miladiyah, di
Yogyakarta lahir organisasi Perguruan Seni Beladiri Indonesia TAPAK SUCI PUTERA
MUHAMMADIYAH, dengan ikhlas mengabdikan diri kepada Agama, Bangsa, dan Negara.
Pada tahun
1872 di Banjarnegara lahirlah seorang putera dari KH Syuhada yang diberi nama
Ibrahim. Diusia remaja Beliau telah belajar pencak silat dan dikenal aktif
menggunakan ilmu pencaknya untuk menentang penjajah belanda. Hal tersebut yang
kerap membuat Beliau menjadi buronan belanda. Beliau kerap berkelana dari satu
tempat ke tempat lainya. Selain bersembunyi, Beliau juga mendalami dan mengasah
ilmu pencaknya. Beliau pernah singgah ke batavia, pada kerabatnya.Namun di Batavia,
Beliau juga sering membuat onar terhadap kolonial belanda dan akhirnya Beliau memutuskan untuk berangkat ke
tanah suci Mekah.
Sepulang dari
tanah suci Beliau berganti nama menjadi K.H. Busyro Syuhada. Kemudian menikah
dengan puteri dari KH.Ali, dan Beliau mendirikan pondok pesantren Binorong di
Banjarnegara. Pondok pesantren Binorong semakin berkembang pesat. Diantara
santri-santrinya antara lain : Achyat (H.Burhan) adik misan K.H. Busyro Syuhada,
M.Yasin (Abu Amar Syuhada) adik kandung, dan Sudirman (Panglima Besar Jenderal
Sudirman).
Di tahun 1921,
dalam konferensi Pemuda Muhammadiyah di Yogyakarta, K.H.Busyro bertemu pertama
kalinya dengan kakak beradik A.Dimyati dan M.Wahib. Diawali dengan adu kawruh
antara M.Wahib dengan H.Burhan, dan selanjutnya A.Dimyati dan M.Wahib
mengangkat K.H.Busyro sebagai guru mereka.
K.H.Busyro terkenal menguasai ilmu pencak inti, sedangkan
H.Burhan terkenal menguasai ilmu pencak ragawi. Menurut riwayat, kakak beradik
(A.Dimyati dan M.Wahib) belajar selama 5 hari untuk menguasai 15 jurus, dan 5
kembangan. Selanjutnya A.Dimyati dan M.Wahib kembali ke Yogyakarta, diikuti K.H.Busyro
dan H.Burhan yang pindah ke Yogyakarta.
Masyarakat lingkunganya menyebut mereka pendekar pencak. Seiring berpindahnya K.H.Busyro
ke Kauman, Yogyakarta, aliran Banjaran
yang pada awalnya dikembangkan di pondok pesantren Binorong akhirnya sementara
berpusat di Kauman.
Pendekar A.Dimyati
memiliki sifat pendiam dan cenderung tertutup, sedang M.Wahib agresif,
pemberani dan terbuka. Pembawaan A.Dimyati mirip dengan H.Burhan, sedang
pembawaan M.Wahib mirip gurunya (K.H.Busyro). Karena itulah nama M.Wahib lebih
menonjol dibanding A.Dimyati. Sedang A.Dimyati yang ilmunya lebih tangguh dari M.Wahib
tidak ada catatan mengenai sepak terjangnya.
Karena sifat
mereka berbeda, maka sering keduanya terlibat bentrok, termasuk dalam hal adu
kaweruh. K.H.Busyro memahami karakter mereka dan tahu bahwa sekalipun berbeda,
keduanya berbakat tinggi dalam pencak. Melihat hal demikian K.H.Busyro menunjuk
pendekar A.Dimyati untuk berkelana ke barat, sebagaimana yang pernah dijalani
pendekar K.H.Busyro. Sesuai tradisi yang berlaku bahwa pendekar A.Dimyati yang
sudah mengangkat guru kepada K.H.Busyro tidak boleh berguru kepada guru pencak
lainya. Untuk itu dalam berkelana ini yang dilakukan adalah "adu
kawruh". Dikisahkan bahwa pendekar A.Dimyati berhasil menguasai ilmu
Cikalong, Cimande dan Cibarosa.
“Meskipun
tidak berguru,akan tetapi dalam Silsilah Cikalong, Cimande nama A. Dimyati
tertulis dalam Angkatan Tujuh”
Adapun KH
Busyro menunjuk M.Wahib untuk berkelana ke timur hingga beberapa tempat sempat
disinggahi oleh pendekar M.Wahib (bawean dan madura). Karena sifatnya yang
agresif, pemberani dan terbuka maka "adu kawruh” diartikan dengan
berkelahi, menguji ilmu dengan para pendekar yang mengklaim dirinya sakti.
Menurut cerita M.Wahib, Beliau kemana-mana sering naik turun panggung
(gelanggang) untuk bertanding dan mendapat uang dari kemenangannya. M.Wahib biasanya
hanya memakai senjata handuk dan sepotong besi sejengkal berlafal Alif jika
diperlukan.
Setelah ± 5
tahun pengembaraan pendekar A.Dimyati ke barat, dan pendekar M.Wahib ke timur,
keduanya kembali keYogyakarta. Dan kebiasaan mencari lawan tanding pendekar M.Wahib
diarahkan kepada anak-anak belanda ataupun tentara belanda.
Pada tahun
1925, dilingkungan Kauman Tengah dibuka latihan pencak oleh A.Dimyati dan M.Wahib
atas restu KH Busyro. Pada saat inilah M.Wahib menyatakan bahwa CIKAUMAN adalah
satu-satunya pencak yang ada dikauman. Penamaan aliran ini sebagaimana menunjuk
satu tempat sebagai nama aliran. Adapun penyebutan aliran cikauman ini
mengandung pengertian sebagai aliran Banjaran-Kauman, dengan makna bahwa aliran
ini merupakan kelanjutan dari aliran banjaran.
Pada waktu
didirikan, telah digariskan dengan tegas dasar yang harus dipatuhi dan
dilaksanakan oleh semua murid-murid Cikauman, yaitu:
1. Paguron Cikauman, berlandaskan Al Islam dan
berjiwa ajaran KH.Ahmad Dahlan, membina pencak silat yang berwatak serta
berkripadian Indonesia, bersih dari sesat dan sirik.
2. Mengabdikan perguruan untuk perjuangan agama
serta bangsa dan negara.
3. Sikap mental dan gerak langkah anak murid harus
merupakan tindak-tanduk Kesucian. Paguron ini memiliki landasan agama dan
kebangsaan yang kuat, dan menegaskan seluruh pengikutnya untuk bebas dari
syirik (menyekutukan Allah) serta mengabdikan perguruan untuk perjuangan agama
dan bangsa.
Aliran
cikauman dimasanya berbeda dari aliran-aliran di Indonesia pada umumnya, Cikauman bersifat:
-
tertutup, tetapi mudah berasimilasi
-
tidak disiplin, tetapi patriotik
-
Daya guna sama kuat antara seni dan bela diri
Perguruan
cikauman dipimpin langsung oleh pendekar besar M.Wahib dan pendekar besar A.Dimyati.
Murid angkatan pertama adalah M.Djuraimi (mbah Djur) dan M.Syamsudin.
Kehandalan M.Syamsuddin terletak pada permainan sabetan kaki dan tangan. Hal
ini di tunjang oleh postur tubuh M.Syamsuddin yang kekar, karena selain gemar
pencak M.Syamsuddin juga pemain sepak bola handal.
Setelah
dinyatakan lulus dari perguruan cikauman, M.Syamsuddin diizinkan untuk menerima
murid dan selanjutnya mendirikan perguruan Seranoman. Perguruan seranoman
melahirkan seorang pendekar bernama M.Zahid, anak murid seranoman yang berotak
cemerlang dan berkemampuan tinggi, serta pergaulanya luas. Kehandalan M.Zahid
bertumpu pada ketajaman gerak. Selain itu Beliau berhasil mengembangkan dari 5
menjadi 8 kembangan, dan berhasil merancang pengajaran keilmuan sehingga
keilmuan pencak mudah untuk dimasalkan. Namun sayangnya Beliau meninggal dunia
sehingga belum sempat mendirikan perguruan baru. Sekalipun begitu,M.Zahid
sempat melahirkan seorang murid berbakat, yaitu Moh.Bahrie Irsyad. Selanjutnya
Moh Barie dibina langsung oleh A.Dimyati dan M.Wahib.
Pada
pekembangan berikutnya Moh.Bahrie Irsyad diarahkan untuk menghadapi
aliran-aliran hitam. Puncaknya adalah tantangan adu kawruh melawan aliran hitam
dengan taruhan siapa yang kalah harus pergi dari kauman. Dibawah kesaksian Pemuda
Muhammadiyah ranting kauman.Di tengah malam, dipelataran masjid gede kauman, Yogyakarta
berlangsunglah pertarungan tersebut. Disaksikan oleh seluruh murid, Atas izin Allah
SWT, Moh.Bahrie Irsyad berhasil melumpuhkan ilmu sihir hitam.
Pada saat dibai'at
pendekar Moh.Bahrie Irsyad berhasil mempertanggung jawabkan 11 kembangan. Kemudian
pendekar Moh.Bahrie Irsyad sebagai murid angkatan ke 6 yang telah dinyatakan
lulus dalam menjalani penggemblengan oleh pendekar M Zaid, M Syamsudin, M.Wahib
dan A.Dimyati diberikan restu untuk menerima murid. Dan Moh.Bahrie Irsyad kemudian
mendirikan perguruan KASEGU.
Perguruan
Kosegu diambil dari kata Segu atau Kasegu, yaitu senjata khas yang berlafadz
"Muhammad", diciptakan oleh pendekar Moh.Bahrie Irsyad. Yang selanjutnya
menjadi senjata khas perguruan Tapak Suci. Kasegu juga bermakna "Kauman
Serba Guna". Pada selanjutnya ada orang yang menyebutkan sebagai Kasegu
Badai Selatan (mengingat operasionalnya berpusat di selatan kauman).
Atas desakan dari
murid-muridnya, pendekar Moh.Bahrie Irsyad munculah gagasan untuk mendirikan
satu perguruan yang menggabungkan perguruan yang sejalur (cikauman, seranoman,
dan kasegu). Namun untuk mencapai itu merupakan hal yang tidak mudah, karena
pengertian kelahiran perguruan yang baru kelak bukanlah merupakan suatu aliran
yang baru melainkan tetap berakar dari aliran cikauman ( banjaran-kauman),
apalagi mengingat pendekar Moh.Bahrie Irsyad berada pada generasi ke 6 dalam
silsilah, maka perlu dilakukan silaturahmi dengan para sesepuh. Maka pembuktian
demi pembuktian senantiasa dilakukan dalam berbagai pertemuan keilmuan,
sekaligus untuk memantapkan perumusan keilmuan yang akan diturunkan. Dalam
setiap pertemuan keilmuan senantiasa dilakukan pembuktian, yang melibatkan para
sesepuh aliran.
Ketika
pendekar Moh.Bahrie Irsyad selesai
menampilkan Jurus harimau, pendekar M.Wahib menyatakan puas dan pembuktian
dinilai cukup. Selanjutnya pendekar A.Dimyati memberikan pesan dan petunjuk :
"kalau bertemu aliran pencak silat apapun, nilailah kekuatanya".
Kelihatanya sederhana, tetapi sikap ini sangat kontradiktif dengan sifat jago
pencak pada umumnya yang tidak mau melihat kelebi dan selalu merasa dirinya
terbaik dan terkuat. Sikap mental pendekar A.Dimyati ini selanjutnya menjadi
dasar sikap mental pendekar-pendekar Tapak Suci.
Ujian lainya
yang harus dihadapi memang cukup beragam. Salah satunya adalah penilaian bahwa
pengembangan ataupun pendiri dalam silsilah aliran ini tidak berasal dari darah
biru/ ningrat. Apalagi para penggagas Tapak Suci hanya kalangan rakyat biasa.
Akan tetapi dalam hal tersebut kemudian dinyatakan bahwa perguruan baru ini
adalah bukan milik dan gerakan kampung kauman, tetapi gerakan dunia.
Dalam proses
pendirian perguruan baru ini juga tidak lepas dari dukungan dan restu dari para
pendekar, ulama dan aktifis Muhammadiyah, dengan harapan kelak perguruan pencak
yang terorganisir ini dapat menjadi wadah pengkaderan dan wadah silaturahmi
para ahli pencak di lingkungan Muhammadiyah.
Ujian demi
ujian dapat dilalui satu per satu untuk mendirikan perguruan baru tersebut. Maka
berbagai perangkatpun disiapkan sedemikian rupa, antara lain :
1. Nama perguruan dirumuskan dengan mengambil dasar
dari ajaran perguruan kauman sehingga ditetapkan nama Tapak Suci
2.
Tata tertib upacara disusun oleh Moh.Bahrie
Irsyad
3.
Doa dan ikrar disusun oleh H Djarnawi Hadikusuma
4.
Lambang perguruan diciptakan oleh M Fahmie Ishom
5.
Lambang anggota diciptakan oleh Suharto Sujak
6.
Lambang tim inti Kosegu dibuat oleh Ajib Hamzah
7.
Bentuk dan warna pakaian ditentukan oleh M
Zundar Wiesman dan Anis Susanto.
Kemudian atas
izin dan restu Allah SWT, pada malam Jum’at, tanggal 10 Rabi’ul awwal 1383 H / 31
juli 1963 M, sekitar pukul 21.00 bertempat di Pesantren ’Aisyiah Kauman DIY, di
Deklarasikan PERSATUAN PENCAK SILAT TAPAK SUCI. Pada waktu deklarasi di
gariskan :
1.
TAPAK SUCI berjiwa ajaran KH. A. Dahlan
2.
Keilmuan TAPAK SUCI Methodis dan Dinamis
3.
Keilmuan TAPAK SUCI bersih dari syirik dan
menyesatkan
Sebutan
Persatuan Pencak Silat dipakai untuk menunjukkan bahwa TAPAK SUCI menyatukan
perguruan, perguruan yang ada di Kauman meskipun dalam kenyataannya, CIKAUMAN
dan SIRANOMAN tidak menyatu atau membubarkan diri akan tetapi mendirikan
aktifitas, dan sudah menerima murid lagi,yang menyerahkan murid yang belum
dibai’at kepada TAPAK SICI yaitu Ahmad Djakfar, M. Slamet dan M. Dalhar dari
Perguruan CIKAUMAN, M. Zundar Wiesman dan Anis Susanto dari Perguruan SIRANOMAN.
Susunan
pengurusnya yang pertama sebagaimana tersebut sebagai berikut:
-
Pelindung :
H. Djarnawi Hadikusuma
-
Penasehat :
Drs.Med. M. Diham Hadjam
-
Ketua I :
M.Barie Irsjad
-
Ketua II :
Drs.Irfan Hadjam
-
Sekretaris I :
M.Rustam
-
Sekretaris II :
M.Dalhar Suwardi
-
Bendahara I :
M.Sobri Achmad
-
Bendahara II :
M.Zundar Wiesman
-
Perlengkapan :
Achmad Djakfar; M.Slamet
-
Anggota :
M.Djakfal Kusuma; Anis Susanto
-
Bidang Keilmuan :
A. Dimyati; M.Wahib
-
Bidang Medis :
Dr.M.Baried Ishom
Pada usia enam
bulan Tapak Suci dapat tampil yang pertama dihadapan masyarakat yaitu pada
Pagelaran Pencak Silat dalam Ta'aruf Pembukaan Kongres Islam Asia Afrika di
Kepatihan, Yogyakarta.
Pada bulan
Ramadhan 1383 Hijriyah / januari 1964 Masehi, tepat pada waktu Sholat Maghrib
di Masjid Besar Kauman Yogyakarta, Pendekar M. Wahib meninggal dunia.sepeninggalan
M.Wahib tersebut, marak sekali perongrongan (penggangu / perusak) secara
terang-terangan ataupun sembunyi-sembunyi terhadap TAPAK SUCI, sampai-sampai
dalam riwayat dituliskan bahwa pengurus Rukun Kampung Kaumaan pernah
membubakarkan Persatuan Pencak Silat TAPAK SUCI tepat pada MILAD ke-I tanggal 31 juli 1964 M tepat setahun setelah
TAPAK SUCI lahir, dengan alasan TAPAK SUCI membawa kekejaman Jahilliah Kampung
Kauman setelah terjadi perkelahian massal antara Keluarga I dengan Keluarga II.
Dihadapan
MUSPIDA, seorang fungsionaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah yaitu H. Djarnawi
Hadikusuma menyatakan bahwa TAPAK SUCI adalah gerakan Muhammadiyah. Pembubaran
oleh Pengurus Rukun Kampung Kauman tersebut diabaikan saja dan TAPAK SUCI
berjalan terus sampai sekarang. Dengan kejadian ini, maka Keluarga I dengan
Keluarga II dibubarkan.
Pada tahun
1964 M ibaratnya TAPAK SUCI lahir kembali (tanpa Guru dan murid), hanya tinggal
3 Pelatih Muda yaitu M. Rustam, Drs. Irfan Hajam (kembali dari Surabaya), M.
Zundar Wisman. Sedangkan Guru M. Barie Irsjad atas kehendak pengurus Rukun
Kampung Kauman di non aktifkan namun tetap diabaikan oleh murid-murid TAPAK
SUCI.
Akan tetapi
justru tahun inilah TAPAK SUCI mulai bangkit dan berkembang. 3 orang Pelatih
Muda membuka pendaftaran anggota untuk umum, dan sangat mengejutkan yang
mengikuti seleksi kurang lebih sebanyak 300 orang. Adapun yang diterima sekitar
75 orang, semata-mata karena pertimbangan tenaga pelatih.
Dengan niat yang tetap dan
sungguh-sungguh, kenyataan lapangan dijadikan pertimbangan untuk menentukan
garis – garis kebijakan, yaitu :
1.
Meningkatkan akhlaq kepemimpinan
2.
Materi latihan dirumuskan kembali
3.
Sebutan menjadi “TAPAK SUCI Putera
Muhammadiyah”
4.
Logo TAPAK SUCI dimasukan kedalam sinar matahari
5.
Dibentuk KOSEGU (Komando Serba Guna) TAPAK SUCI
6. Lahir motto
“Dengan Iman dan Akhlaq Saya Menjadi kuat, Tampa Iman dan Akhlaq Saya
Menjadi Lemah”.
lengkap ya...hehehe/...
BalasHapusmantap
BalasHapuskasih masukan mas, masih dlm pengembangan kie
HapusLebih byk postnya
Hapusokey bang
Hapus